Kenapa Waktu Terasa Cepat? Ini Penjelasan Secara Ilmiah dan Pandangan Islam

Kenapa Waktu Terasa Cepat? Ini Penjelasan Secara Ilmiah dan Pandangan Islam
Ilustrasi Kenapa Waktu Terasa Cepat.

Banyak orang merasa waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru awal tahun, namun tiba-tiba sudah mendekati penghujung tahun. Fenomena ini bukan hanya perasaan semata, melainkan juga telah dibahas dalam ajaran Islam sejak berabad-abad lalu. Rasulullah SAW bahkan menyinggung tentang waktu yang terasa singkat sebagai salah satu tanda akhir zaman.

Dalam sebuah riwayat disebutkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Kiamat tidak akan terjadi sampai waktu saling berdekatan; satu tahun laksana sebulan, satu bulan bagaikan satu Jumat, satu Jumat seperti satu hari, satu hari laksana satu jam, dan satu jam bagaikan terbakarnya sapu lidi.” (HR Ahmad)

Riwayat lain juga menyebutkan:

“Di antara tanda hari kiamat: waktu berjalan terasa cepat, ilmu berkurang, bencana merajalela, kebakhilan banyak terjadi, dan banyak terjadi pembunuhan.” (HR Bukhari)

Fenomena Waktu Terasa Cepat dalam Pandangan Islam

Para ulama menafsirkan hadits tersebut dengan beragam pandangan. Imam Ibnu Katsir dalam An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim menjelaskan bahwa cepatnya waktu merupakan tanda dicabutnya keberkahan dari kehidupan manusia. Artinya, banyak aktivitas yang dilakukan, namun sedikit manfaat yang dirasakan.

Mahmud Rajab Hamady, dalam Kasyf al-Minan fi ‘Alamat as-Sa’ah wa al-Malahim wa al-Fitan, menegaskan bahwa makna “berdekatannya waktu” bisa dipahami secara luas, mulai dari cepatnya pergantian hari hingga cepatnya muncul kejahatan dan hilangnya orang-orang yang menyeru pada kebaikan. Ia menulis bahwa ketika keberkahan diangkat, manusia akan merasakan waktu seperti berlalu tanpa hasil dan tanpa makna.

Imam an-Nawawi menambahkan, “Yang dimaksud dengan dicabutnya keberkahan waktu ialah, seumpama untuk satu pekerjaan yang sama dulu dapat selesai dalam waktu satu jam, sekarang diselesaikan dalam waktu sehari.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa waktu secara fisik tetap sama, tetapi nilainya menjadi berbeda karena manusia kurang memanfaatkannya untuk hal-hal yang bernilai ibadah.

Islam mengajarkan agar waktu digunakan untuk memperbanyak amal saleh, ibadah, dan kegiatan bermanfaat. Semakin sedikit seseorang berzikir dan berbuat baik, semakin cepat pula waktu terasa berlalu tanpa makna.

Alasan Waktu Terasa Cepat Secara Ilmiah

Selain penjelasan keagamaan, ilmu pengetahuan juga memiliki pandangan mengenai kenapa waktu terasa cepat. Secara psikologis, otak manusia memproses waktu berdasarkan jumlah pengalaman baru yang terjadi. Semakin sedikit pengalaman baru, semakin cepat waktu terasa berlalu.

Pertama, rutinitas yang monoton membuat otak tidak banyak menyimpan memori baru. Ketika hari-hari diisi dengan kegiatan yang sama, otak merasa tidak ada perbedaan signifikan antarhari, sehingga waktu tampak singkat.

Kedua, usia yang bertambah juga memengaruhi persepsi terhadap waktu. Anak-anak merasakan waktu berjalan lambat karena mereka sering menghadapi hal baru. Sedangkan orang dewasa terbiasa pada pola hidup yang berulang, membuat waktu seolah melaju tanpa jeda.

Ketiga, stres dan kecemasan dapat membuat seseorang kehilangan kesadaran penuh terhadap momen yang dijalani. Pikiran yang terlalu sibuk membuat otak tidak sempat merekam peristiwa secara mendalam, sehingga waktu terasa lewat begitu saja.

Keempat, kurangnya kesadaran penuh (mindfulness) juga menjadi faktor. Saat seseorang tidak benar-benar hadir dalam setiap aktivitas, otak hanya mencatat hasil akhirnya tanpa proses. Hal ini membuat hari terasa singkat dan cepat berlalu.

Kelima, penggunaan teknologi berlebihan turut mempercepat persepsi waktu. Ketika perhatian terus terpecah antara satu aplikasi ke aplikasi lain, banyak waktu yang hilang tanpa disadari.

Para ahli psikologi menyarankan untuk memperbanyak pengalaman baru, mengurangi stres, dan menjalani hidup dengan lebih sadar agar waktu terasa lebih panjang dan bermakna. Sedangkan dalam pandangan Islam, memperbanyak ibadah, dzikir, dan amal kebaikan adalah cara utama agar waktu kembali penuh berkah.