Ini Jam Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025, Jangan Sampai Terlewat!

Ini Jam Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025, Jangan Sampai Terlewat!
Ilustrasi Gerhana Bulan Total.

Fenomena langit selalu menjadi tontonan yang menarik, apalagi ketika peristiwa itu jarang terjadi. Salah satu momen yang sayang jika dilewatkan adalah gerhana bulan total pada 7-8 September 2025.

Gerhana bulan total terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Posisi ini membuat bulan masuk ke dalam bayangan inti bumi atau umbra.

Saat fase puncak, permukaan bulan akan berubah warna menjadi merah pekat. Fenomena ini populer dengan sebutan “blood moon” atau bulan darah.

BMKG menyebutkan, peristiwa serupa terakhir kali terjadi pada Maret 2025. Setelah gerhana 7-8 September ini, masyarakat Indonesia harus menunggu hingga 19 September 2043 untuk bisa menyaksikan kembali gerhana bulan total. Artinya, momen gerhana bulan total tahun ini menjadi kesempatan yang sangat langka.

Waktu Gerhana Bulan Total 2025

BMKG membagi fase gerhana bulan total 7-8 September 2025 ke dalam beberapa tahapan. Berikut detail waktunya berdasarkan zona waktu Indonesia:

Gerhana Penumbra Mulai (P1)

  • WIB: 22.26.56
  • WITA: 23.26.56
  • WIT: 00.26.5

Gerhana Sebagian Mulai (U1)

  • WIB: 23.26.44
  • WITA: 00.26.44
  • WIT: 01.26.44

Gerhana Total Mulai (U2)

  • WIB: 00.30.17
  • WITA: 01.30.17
  • WIT: 02.30.17

Puncak Gerhana

  • WIB: 01.11.45
  • WITA: 02.11.45
  • WIT: 03.11.45

Gerhana Total Berakhir (U3)

  • WIB: 01.53.13
  • WITA: 02.53.13
  • WIT: 03.53.13

Gerhana Sebagian Berakhir (U4)

  • WIB: 02.56.46
  • WITA: 03.56.46
  • WIT: 04.56.46

Gerhana Penumbra Berakhir (P4)

  • WIB: 03.56.34
  • WITA: 04.56.34
  • WIT: 05.56.34

Durasi keseluruhan gerhana diperkirakan berlangsung sekitar 5 jam 29 menit 48 detik, dengan fase totalitas atau bulan tampak merah berlangsung selama 1 jam 22 menit.

BMKG menegaskan, gerhana bulan total ini dapat diamati dari sebagian besar wilayah Indonesia, kecuali Papua bagian timur yang berpotensi tidak menyaksikan fase terakhir karena bulan sudah terbenam.

Fenomena ini bisa disaksikan tanpa alat bantu khusus, cukup dengan mata telanjang selama kondisi langit cerah. Namun, untuk pengamatan lebih detail, masyarakat bisa menggunakan teleskop atau mengikuti live streaming yang akan ditayangkan oleh sejumlah titik pengamatan resmi BMKG. Live streaming dapat disaksikan di https://gerhana.bmkg.go.id/.